Pendonor Obama Mulai Kecewa

Sabtu, 20 November 2010

Washington – Kekalahan kubu Presiden AS Barack Obama dalam pemilu sela (midterm election) berbuntut panjang. Perlahan, dukungan mulai memudar, termasuk secara finansial.

Dalam sebuah pertemuan pribadi pada awal pekan ini, pebisnis ternama Amerika, George Soros, mengungkapkan kritikan tajam terhadap pemerintah Obama. Ia bahkan menyarankan pendonor partai sang presiden, Demokrat, untuk mengalihkan dana mereka ke investasi lain.

Ahli finansial berdarah Hungaria itu berbicara dalam gathering Democracy Alliance. Forum formal itu merupakan komunitas individual berkantong cukup tebal dan memiliki pemikiran maju, serta para aktivis. Beberapa yang hadir pun menuturkan kritik tajam Soros itu.

Menurut peserta, Soros berujar dirinya biasa bertarung meski kalah dalam pertempuran. Namun, ia membenci kalah tanpa ada perlawanan. “Kita baru saja kalah (dalam pemilu sela), harus ada garis batas. Jika presiden tak bisa melakukan yang kita butuhkan, maka saatnya mencari tempat lain,” kata Soros.

Penasehat Soros, Michael Vachon, tidak membantah komentar itu. Meski ia menekankan tak ada transkrip pembicaraan dari pertemuan tersebut agar bisa memeriksa kebenarannya. Vachon juga mengklarifikasi, hal ini bukan berarti tantangan untuk Presiden AS ke-44 itu.

“Soros sepenuhnya mendukung presiden sebagai ketua Partai Demokrat. Ia tidak mengindikasikan mencari kandidat lain untuk 2012,” kata Vachon. Menurutnya, komentar tersebut dilontarkan dalam sebuah forum pribadi yang menuntut adanya progress dan tekanan dalam mempromosikan agenda.

Ketidakpuasan terhadap pemerintah Obama bukan hanya terjadi pada pertemuan pribadi Soros dan para pendonor saja. Deputi Kepala Staf Gedung Putih Jim Messina juga menerima pertanyaan-pertanyaan penting saat berada di forum yang sama.

Menurut beberapa tamu, ia berulang kali ditanya mengatapa pemerintah ‘berperang’ dengan lebih gencar melawan oposisi, Partai Republik. Baik dalam komunikasi maupun strategi legislatif. Sumber lain menuturkan, ruangan itu hanya dipenuhi oleh orang-orang yang agak frustasi dengan hasil pemilu sela.

Gedung Putih memang masih enggan berkomentar mengenai longgarnya dukungan untuk mereka. Namun, simpatisan Demokrat merasa sikap semacam Soros bukan lagi hal yang baru. Dua tahun sejak Obama dilantik, warna suara dukungan untuknya memang perlahan berubah.

Pada 2008 lalu, dukungan hangat berada di sekeliling suami Michelle itu. Pada 2010, begitu banyak hal yang terjadi. Mulai dari kegagalan sejumlah kebijakan dan kampanye Obama, hingga hasil pemilu sela yang menandakan berakhirnya dominasi Demokrat di Kongres (DPR).

Komentar Soros itu memang mengundang kesan bagi para tamu, bahwa investor ulung tersebut seakan bersorak diatas tantangan yang sedang dihadapi Obama. Namun begitu, tujuannya berbeda. Yakni menandakan waktunya mengalihkan dana ke proyek infrastruktur yang lebih progresif.

“Investor ingin membantu program infrastruktur yang progresif dan memastikannya berjalan lancar. Bukan hanya hitungan bulan, namun jangka panjang,” papar mantan Menteri Keuangan SEIU Anna Burger. Intinya, lanjut Burger, investor agak frustasi karena merasa Obama kurang fokus dan bukan berarti mereka tak lagi mendukungnya.

0 comments:

Posting Komentar