Mengetahui Pedagang rokok menerapkan sia atau tidak ?

Senin, 03 Oktober 2011

0 comments
PENGERTIAN SISTEM INFORMASI AKUTANSI (SIA) :

1. Wilkinson (1991)
Sistem informasi akuntansi (SIA) merupakan suatu kerangka pengkordinasian sumber daya (data, meterials, equipment, suppliers, personal, and funds) untuk mengkonversi input berupa data ekonomik menjadi keluaran berupa informasi keuangan yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan suatu entitas dan menyediakan informasi akuntansi bagi pihak-pihak yang berkepentingan.
2. Gelinas, Orams, dan Wiggins (1997)
Mendefinisikan sistem informasi akuntansi (SIA) sebagai subsistem khusus dari sistem informasi manajemen yang tujuannya adalah menghimpun, memproses dan melaporkan informsi yang berkaitan dengan transaksi keuangan.
Dapat disimpulkan bahwa sia adalah sekelompok unsur, yang, saling terkait satu dengan yang lainnya, sehingga dapat memproses data transaksi yang di butuhkan yang berfungsi bersama untuk mencapai suatu tujuan.
Perencanaan Sistem Informasi Akuntansi
Perencananan sistem informasi manajemen bertujuan untuk mengidentifikasi masalah yang perlu di atasi segera ataupun untuk kepentingan masa datang.
Tujuan Sistem Informasi Akutansi
Dari penjelasan dari sistem informasi akutansi diatas dapat disimpulkan bahwa sistem akutansi adalah untuk penyajian informasi akutansi akutansi kepada semua pihak , yang membutuhkan informasi tersebut, Baik pihak internal maupun eksternal.

Setelah memahani apa yg dimaksud dengan sia atau sistem informasi akutansi..saya mencoba memahami apakah sia diterapkan dalam kehidupan sehari-hari terutama kepada pedagang rokok..kebetulan saya mendapat tugas tersebut dari dosen saya yaitu apakah pedagang rokok menerapkan sia ?

Awal nya saya pergi ke sebuah warung rokok , karena rasa penasaran saya dengan jawaban tugas saya, saya datangi langsung si penjual dan saya bertanya dengannya menyangkut hal-hal yg berhubungan dengan sia.
Awal nya ia memiliki modal yg cukup untuk membuka sebuah warung, ia bingung untuk membuka warung seperti apa, ia pun melakukan survey ke beberapa warung yg ada di sekitar nya seperti warung tegal (warteg), warung rokok, warung bakso dari hasil survey yg ia dapat keuntungan yg cepat didapat walaupun keuntungan tersebut tidak begitu banyak adalah warung rokok karena hampir setiap hari pembeli yg datang dari usia 18th hingga 45th membeli rokok. Ia pun akhir nya membuka toko rokok awal nya rokok yg ia jual berasal dari agen yg datang langsung ke tempat nya karena warung rokok yg ia miliki bertempat yang sangat strategis dan mudah terjangkau dari para agen pemasok rokok,ia pun juga tidak asal memilih agen rokok ia memilih agen yg memasok rokok kepada nya lebih murah dari pada agen-agen lain agar keuntungan yg dapat lebih besar. Setelah berjalan kurang lebih 5 bulan ia mengaku keuntungan yg didapat dari berjualan rokok lumayan bagus. Saya pun bertanya kepada nya “abang kalau menjual rokok dapat keuntungan berapa setiap slop rokok yg terjual ? “ . ia menjawab “ya tergantung de..tergantung dari merek rokok apa yg terjual..yg paling untung sih ya djarum super, soal nya hampir semua yg membeli rokok..membeli rokok djarum”. Saya pun bertanya kembali “ abang kalo udh dapet untung apa langsung masuk kantong pribadi ?”. ia menjawab “ya ga semua nya de..sebagia di simpen buat jaga-jaga kalo nnti uang yg tadi nya buat beli rokok ke pake buat keperluan lain “.

Itulah hasil percakapan saya dengan pedagan tsb menurut saya tanpa pedangan rokok tsb tidak mnyadari bahwa ia telah menerapkan proses sia.